Selamat Datang Bagan Batu Online | Pusat Informasi Seputar Bagan Batu | Dari Kita Untuk Kita

Kota SAWIT | Sejahtera | Aman | Wirausaha | Indah | Tertib |

Catatan Menuju Sinabung

Sunday, February 2, 20140 comments


Camat Bagan Sinembah, Hadiono. SH sedang
memberi pengarahan untuk kami yang berangkat

"Mendadak Sinabung", sepertinya inilah judul yang pas. Walau tetap saya jadikan kisah perjalanan saya ke Posko Pengungsian Erupsi Sinabung.

Mendadak bukan berarti tidak sukses, melainkan melakukan aksi tanpa konsep dan tanpa pikir panjang. Terlalu dipikirkan konsep untuk mematangkan langkah, bisa jadi aksi ini tidak akan berhasil. Dimulai sejak Aksi Peduli Sinabung ini dibentuk, tanpa pikir panjang aksi pun berjalan tanpa hambatan yang begitu berat, walau ada sedikit batu kerikil yang mengganjal seperti tulisan sebelumnya (disini). Aksi kami juga didukung dan dibantu beberapa komunitas Biker, diantaranya : PERBAN (Persatuan Bikers Bagan Sinembah), BATIC (Bagan Batu Tiger Club), BBSC (Bagan Batu Scooter Comunity) dan beberapa komunitas biker di bawah naungan PERBAN. Tak lupa juga dukungan dari portal berita spiritriau.com yang mana hampir setiap harinya mengupdate hasil perolehan yang didapat dari posko peduli sinabung, juga diantara relawan yang merangkap koordintor adalah jurnalisnya.

Uang sudah terkumpul kurang lebih Rp. 24.766.500,- beberapa bahan sembako serta beberapa karung pakaian bekas layak pakai juga sudah terkumpul setelah melakukan aksi peduli sinabung 10 hari. Setelah barang disusun dan disatukan di mess camat Bagan Sinembah, ahlinya ekonomi yang bisa dibilang distributornya sembako di kecamatan Bagan Sinembah Kab. Rokan Hilir-Riau itu pun kami undang, dan ketepatan beliau menyumbangkan sebuah truck Colt Diesel untuk mengangkut barang hasil penggalangan dana di posko Peduli Sinabung. Pak Siswaja Muljadi atau yang sering dikenal orang dengan sebutan Aseng UB itu pun mengkalkulasikan dana yang ada untuk dibelanjakan. Dengan kesepakatan bersama antara kami penggalan dana serta pak Camat, Hadiono. SH sepakat untuk membelanjakan beberapa dus Susu formula 1,2,3 tahun serta selimut dan tikar untuk diantarkan ke posko pengungsian erupsi sinabung.

Dan tanpa pikir panjang lagi koh Aseng pun menyatakan berangkat sore ini juga, jangan menunda-nunda lagi selagi ada waktu. Busyet, mendadak selanjutnya nih. Pak Camat pun mengiyakan untuk berangkat hari itu juga (senin, 27/01/14) karena keesokan harinya beliau tidak sempat melepas pemberangkatan kami untuk langsung menyalurkan bantuan ke posko pengungsian erupsi sinabung. Kerna anggaran terbatas untuk pemberangkatan relawan yang langsung mengantarkan bantuan, akhirnya hanya dua orang saja yang bisa mewakili yaitu saya sendiri selaku koordinator dan salah satu member Bagan Batu Facebookers juga ikut sebagai relawan penggalan dana yang berprofesi sebagai fhotograper muda untuk mengambil momen-momen bagus disana nantinya.

Setelah acara pelepasan atau pemberangkatan kami bertiga, supir truck, saya, dan Hardian oleh pak Camat Bagan Sinembah Hadiono. SH kami tidak langsung berangkat, dikarenakan saya sendiri belum mandi serta pamitan dengan keluarga, ya gini nih karena efek mendadak, hehehe. Saking mendadaknya, makan malam pun tidak sempat di rumah, kami pun makan malam di kota Cikampak Kab. Labuhanbatu Selatan-Sumut.

Lanjut…

Perjalanan pun tanpa ada hambatan, konon biasanya jika memasuki Kabupaten Labuhan Batu tepatnya kota Rantauprapat tidak jarang oknum polisi menyetop kendaraan truck yang bernomor polisi Riau, dan ternyata tidak ada satupun oknum dijalanan kota ini. Setelah memasuki Kabupaten Batu Bara (kampungnya Bang Pilot, seorang kompasianer) tepatnya di simpang Sei Bejangkar, pluit oknum polisi pun berbunyi, tanpa melihat baliho yang ada di depan truck yang kami tumpangi, juga baliho yang ada di kanan kiri sisi truck (karena malam, jadi tak dilihatnya kurasa) kami pun ditanya membawa apa. Lantas langsung saja kami menjelaskan bawaan kami untuk korban erupsi sinabung, tanpa pikir panjang oknum polisi yang baik itu pun menyuruh untuk melanjutkan perjalanan kami. Tidak jauh dari tempat oknum polisi yang pertama menyetop, masih di persimpangan Sei Bejangkar Kab. Batu Bara-Sumut pos Polisi pun masih ramai dipenuhi oknum jaga malam serta melambai-lambaikan lampu senter kepada truck yang kami tumpangi. Tidak harus berhenti, karena di pos tersebut lumayan terang sehingga baliho yang bertuliskan Bagan Batu Facebookers “aksi peduli sinabung” kami pun cuma melambatkan laju kendaraan serta saya lambaikan tangan juga kepada mereka agar tidak usah lagi menanya-nanyakan. Bukannya tidak patuh hokum, walaupun beliau-beliau itu punya hak untuk memeriksa barang bawaan kami, tapi sepengetahuan saya yang sudah pernah menjadi stoker alias kernet truck angkutan, kalau yang begini ini bukan hendak memeriksa barang-barang bawaan kendaraan, melainkan untuk laporan para pengemudi truck atau istilahnya dari para sopir truck “ngemel”. Entah darimana awal mulanya istilah itu muncul, dan dikamus bahasa Indonesia juga tidak diketemukan (kalau ada yang tahu arti dan defenisinya kasih tau ya).

Tak jauh dari kediaman bang pilot, kami pun istirahat sejenak di Desa Petatal Kec. Talawi Kab. Batu Bara-Sumut tepatnya disimpang kebun PT. Buana. Atau juga sering disebut-sebut “Duren Begincu”, untuk tahu artinya kata yang dalam tanda kutip, tanya saja bang pilot (maaf abanghanda, sudah menyebut-nyebut nama mu kanda) hehehe. Kopi hitam nan kental pun masuk lewat bibir juga tak luput melewati tenggorokan dan didistribusikan langsung kedalam perut. Kami pun melanjutkan perjalanan kami .

Mendadak selanjutnya, sopir yang bermarga Panggabean (maaf lae sopir kusebut-sebut juga dirimu, hehehe) yang saya dan Hardian kira sudah paham jalan ke Medan itu ternyata tidak pernah melintas sama sekali ke kota Medan, walau dulunya masih kecil-kecil pernah tinggal di kota Medan. Alamak, saya pun bergerutu dalam hati, lumayan repot juga nih setelah sampai di kota medan. Hardian juga yang pernah sekolah di medan pun tidak paham kali seluk beluk kota medan, apalagi saya yang sudah 8 tahun tak menginjakkan kaki di pusatnya Sumatera Utara ini. Mendadak ke medan nih, hehehe. Karena ada pepatah, malu bertanya jalan-jalan, eh malu bertanya sesat di jalan, Alhamdulillah kendaraan tidak sampai putar kepala karena tersesat.



Diperjalanan saya usahakan dan memang benar-benar tidak tidur takut kalau lae supir salah jalan di kota Tebing Tinggi Kab. Serdang Bedagai yang mana ada persimpangan menuju ke Pematang Siantar lebih jelas ketimbang yang ke Medan. Hemm, hampir saja lempang, dan tak lama pos polisi pun bermunculan. Tidak tanggung-tanggung, pos polisi hampir disetiap sudut jalan menyetop laju kendaraan kami. Berhubung baliho yang kami bawa bertuliskan “Aksi Peduli Sinabung” perjalanan kami pun tanpa hambatan.

Sesampainya di Medan, kami pun mengontak salah satu koneksi koh Aseng untuk mengambil pesanan selimut dan tikar. Berhubungan barang tidak ready, kami pun menunggu hingga setengah hari di Kota Medan, tepatnya di Jl. Jend. AH. Nasution. Tak lama saya pun mengontak salah satu relawan yang pernah aktif di pengungsian erupsi sinabung yang juga masih berstatus mahasiwa IAIN, Muhammad Nur Abdi namanya. Kontak yang saya dapatkan dari tulangnya yang juga senioran saya itu pun menyambut baik kedatangan kami, walaupun cuma melalui HP saja, karena belum sempat bertatap muka. Tak lama kemudian dering HP saya pun berbunyi dan seseorang memperkenalkan diri bahwa beliau salah satu pengurus Dompet Dhuafa Waspada, yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Abdi relawan muda itu. Sambutan hangat pun terjadi setelah melihat kendaraan kami yang sedang parkir didepan pertokoan Tritura Mas terpampang spanduk Baliho “Bagan Batu Facebookers” dalam “Aksi Peduli Sinabung”.

Tak lama kemudian teman facebook Husein Siregar yang sebelumnya saya kontak pun tiba dan kami pun sekalian kopi darat. Obrolan pun berlanjut hangat dengan Sulaiman salah satu pengurus Dompet Dhuafa Waspada dan Husein SIregar. Cukup lama kami berbincang, barang pesanan pun tiba, barang pun siap dimuat dan segera meluncur ke Tanah Karo di pengungsian erupsi sinabung.

Bersambung...
NB : Kami dari Bagan Batu Facebookers turut berduka atas korban erupsi gunung sinabung pada tanggal 01/02/2014. Semoga arwah mereka tenang di alam sana.

Penulis : Iloeng Sitorus

Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!

Comments for blogger! brought to you by INFONETMU , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
Share this article :

Post a Comment

GALERI

 
Support : Creating Website | Bagan Batu | Bagan Batu Online
Copyright © 2011. Bagan Batu Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kota SAWIT
Proudly powered by Blogger