Asal muasal kata Bagan Sinembah berasal dari kata Bagan Jasinombah yang berarti pondok atau tempat persinggahan milik seorang yang bernama Jasinombah.
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bagan artinya : 1. pangkalan; 2. kerangka rumah yang baru didirikan seperti tiang, rusuk, kuda-kuda, bubungan; 3. tiang dan kayu palang pada para-para penjemur ikan dan sebagainya; 4. gambar rancangan; skema; 5. alat peraga grafik untuk menyajikan data agar mempermudah penafsiran; 6. gambaran secara analisis dan statistik tentang proses yang terjadi dalam alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
Bagan yang dimaksud diatas merupakan Pangkalan/Pondok yang menjadi tempat persinggahan orang-orang yang melintasi kampung-kampung diantaranya,
1. Tanjung Balai
2. Pematang Semut
3. Buluh Cina
4. Bagan Batu Central.
Berbeda dengan kata Bagan, kata Jasinombah tidak terdapat dalam KBBI, karena Jasinombah merupakan panggilan orang yang mempunyai gelar yang dinobatkan, atau termasuk bagian keturunan kerajaan Kota Pinang "Sultan Batara Sinombah" (sumber: baca disini).
Jasinombah sendiri menurut buku Sejarah Bagan Sinembah yang ditulis oleh H. ARH. Darsono (saat ini menjabat Sekcam Bagan Sinembah, 2016) merupakan tempat pondok persinggahan, tepatnya dibelakang persulukan Torekat Naksabandiyah yang dipimpin oleh H. Ibnu Kholdun, sekarang disebut kampung Salak Bagan Sinembah.
Dari informasi yang dapat dipercaya bahwa Jasinombah berasal dari Tapanuli Selatan (Tapsel). Dan pada saat daerah tersebut mulai ramai dikunjungi orang, Jasinombah tidak berada di tempat atau menghilang secara misterius yang secara positif, beliau tidak diketahui oleh orang lagi keberadaannya dan saat itu masih zaman penjajahan Belanda. Dalam hitungan lebih kurang abad ke 19 (1890) daerah tersebut bernama kepenghuluan Hulu Kubu dan penghulunya bernama penghulu Gundah dan merupakan wilayah kecamatan Kubu.
Setelah penghulu Gundah meninggal pada zaman Belanda abad ke 19 digantikan oleh adiknya bernama M. Yusuf Nasution.
Pada tahun 1938, Penghulu M. Yusuf Nasution berdampingan dengan Hasan TR (Tengku Rajo) orang tua dari H. Abdul Azis Hasibuan (mantan Penghulu Balam Sempurna), namun pada tahun 1944 (pada saat itu zaman Jepang) Penghulu M. Yusuf Nasution meninggal dunia dan kepemimpinan dilanjutkan oleh Penghulu Hasan TR sampai dengan tahun 1948 agresi ke 2 Belanda di Indonesia.
Pada tahun tersebut, diadakan lah pemilihan kepala desa dan terpilih Penghulu Tongah anak dari almarhum Penghulu Gundah pertama. Namun pada tahun 1949 penghulu Tongah meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Penghulu Abdul Kasim.
Pada tahun 1950, dilaksanakan musyawarah bersama masyarakat Bagan Sinembah mendaulat Wan Muhammad Noor menjadi kepala desa. Wan Muhammad Noor (orang tua daru Wan Muchtar Noor, Wan Bahrum Noor, Wan Ramli Noor, Wan Nur Ai'nah, Wan Nurhayati, Wan Nurbaiti). Kemudian pada tahun 1953 Penghulu Wan Muhammad Noor menyerahkan jabatan kepada masyarakat untuk ditunjuk dan dipilih kembali kepala desanya, karena beliau pindah ke Tanjung Balai Asahan dan akhirnya terjadi pemilihan kepala desa dari 4 calon antara lain:
1. Kindung
2. Atan Gejeh
3. Bidin
4. R. Indar Hasan (orang tua Zulfan Nasution).
Dan yang terpilih adalah R. Indar Hasan masa periode 1963-1969. Pada tahun 1963 kampung Hulu Kubu menjadi kampung Bagan Sinembah dan akhirnya menjadi desa/kepenghuluan Bagan Sinembah.
Tahun 1966 Penghulu R. Indar Hasan mengundurkan diri dan selanjutnya dalam mengisi kekosongan, kecamatan Kubu mengutus nama-nama sebagai pelaksana pemerintahan sementara (istilah sekarang PJS) sampai tahun 1969 antara lain : Buyung, Mahmud, Harmaen Leman dan Juned Fatah.
Pada tahun 1969 Bupati Bengkalis Zalid Haris menunjuk Wan Muhammad Noor sebagai pejabat kepala desa Bagan Sinembah.
Pada tahun 1984 presiden RI HM. Soeharto meresmikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Torgamba dan penghulu Wan Muhammad Noor diundang Manager PTPN IV Torgamba Anton Hasibuan. Ada beberapa moment penting antara Manager dengan Penghulu Wan Muhammad Noor kala itu, yaitu ada kesepakatan kerjasama supaya desa Bagan Sinembah dibuka sebagai Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) kebun kelapa sawit dengan rincian 20% PIR lokal dan 80% transmigrasi yang berasal dari pulau Jawa sesuai dengan pencanangan Presiden RI Soeharto dan pada tahun 1985 dilakukan penanaman kebun kelapa sawit tersebut.
Dan pada tahun 1987 Bagan Sinembah dimekarkan menjadi 7 desa dan menjadi perwakilan kecamatan Kubu di Bagan Batu berdasarkan keputusan Bupati Bengkalis Nomor: 151/KPTS/VII/1987 tanggal 25 Juni 1987, sebagai berikut :
1. Desa induk Bagan Sinembah kepala desanya Wan Muhammad Noor.
2. Bagan Batu kepala desanya Wan Bahrum Noor.
3. Bahtera Makmur kepala desanya H. Nurdin AR.
4. Pasir Putih, A. Marlani.
5. Balai Jaya, H. Wan Muchtar Noor.
6. Balam Sempurna, H. Abdul Azis Hasibuan.
7. Simpang Kanan, M. Yazid Hamta.
Pada tahun 1987 Bagan Sinembah menjadi kecamatan perwakilan Kubu di Bagan Batu dan Kapercam (Kepala Perwakilan Camat) :
1. Dul Salim.
2. Khairuddin Hamta (Atan).
3. Drs. Herman Tambusai.
4. Mukhtar Ilyas BA
5. Zulfikar Khahar Hamid.
6. Azrai Said.
7. Rusli Arifin.
8. Drs. Herman Tambusai.
9. Drs. H. Wan Ahmad Saiful.
Pada tanggal 26 juni 1988 penghulu Wan Muhammad Noor meninggal dunia dan peninggalannya yang masih ada yaitu Mesjid An Nuur Bagan Batu yang saat ini sudah mengalami perubahan pemugaran dan perbaikan.
Tahun 1988-1994 Bagan Sinembah banyak mengalami perubahan antara lain yaitu perekonomian. Dengan dimulainya panen perdana kelapa sawit serta kebun karet dan usaha lainnya. Sehingga masyarakat Bagan Sinembah mengalami kegembiraan dan tatapan masa depan yang cerah.
Pada tahun 1995, Bagan Sinembah resmi menjadi kecamatan definitif. Tepatnya pada hari rabu, tanggal 04 Januari 1995. Sebagai hari jadi yang pertama berdasarkan PP No. 33 Tahun 1995 yang terdiri dari 15 desa diantaranya :
1. Bagan Batu
2. Bagan Sinembah
3. Bahtera Makmur
4. Pasir Putih
5. Balai Jaya
6. Balam Sempurna
7. Simpang Kanan
8. Gelora
9. Pelita
10. Harapan Makmur
11. Salak
12. Panca Mukti
13. Kencana
14. Bagan Bakti
15. Lubuk Jawi.
Berikut nama Camat Bagan Sinembah pada saat itu hingga sekarang :
1. Drs. H. Wan Ahmad Saiful
2. Drs. H. Rusli Al Hamidi
3. Drs. Tengku Habrizal
4. H. Suyatno AMP (Bupati terpilih 2015)
5. Jasrianto S.Sos
6. A. Wahab AMP
7. Mulyadi Masri S.Sos
8. Suwandi S.Sos
9. Jasmuddin A. Rauf S.Sos
10. Hadiyono SH
11. Sakinah SSTP, Msi
12. Samsuhir S.Pd
13. H. M. Nasir S.Pd
Berdirinya kecamatan Bagan Sinembah pada tahun 1995 tersebut atas musyawarah dan mufakat serta dukungan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemerintah, pemuka semua suku-suku, etnis serta seluruh lapisan masyarakat kecamatan Bagan Sinembah yang direstui oleh pemerintah kabupaten Bengkalis dan yang ikut berperan/pelaku sejarah berdirinya kecamatan Bagan Sinembah yang menyumbangkan pemikiran lahir dan batin, diantaranya :
1. Wan Muhammad Noor (Penghulu Bagan Sinembah/pelaku sejarah)
2. H. Abdul Azis Hasibuan (Mantan Penghulu Balam Sempurna)
3. H. Wan Muchtar Noor (penghulu Balai Jaya)
4. A. Marlani (mantan Penghulu Pasir Putih)
5. H. Nurdin AR
6. Wan Bahrum Noor
7. H. Khoirul Rasyid
8. H. Ahmad Bilal (Tokoh Agama)
9. Idris (mantan sekdes Bagan Batu)
10. H. Zainal Abidin
11. KH. Samuel (Tokmas Balam Sempurna)
Kemudian pada tahun 2007 kecamatan Bagan Sinembah dicanangkan menjadi Kota Sawit oleh Camat Suwandi S.Sos atas restu Bupati Rokan Hilir (H. Annas Maamun) sawit singkatan dari :
S : Sejahtera
A : Aman
W : Wirausaha
I : Indah
T : Tertib
Dan mudah-mudahan Bagan Sinembah Bagan Sinembah kedepan menjadi soko guru perekonomian di negeri sendiri dan di negeri orang lain, terbukti dengan hasil LSI (Lembaga Survei Indonesia) bahwa kecamatan Bagan Sinembah pendapatan (Income Per Capita) nomor dua se propinsi riau sesudah kota pekanbaru itu sebagai bukti bahwa Kecamatan Bagan Sinembah Negeri yang sejahtera.
Demikian sepintas sejarah Bagan Sinembah dimasa lalu dan masa sekarang dan masa akan datang semoga bermanfaat, amin.
Sumber: Buku Sejarah Bagan Sinembah, oleh H. Arh. Darsono.
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bagan artinya : 1. pangkalan; 2. kerangka rumah yang baru didirikan seperti tiang, rusuk, kuda-kuda, bubungan; 3. tiang dan kayu palang pada para-para penjemur ikan dan sebagainya; 4. gambar rancangan; skema; 5. alat peraga grafik untuk menyajikan data agar mempermudah penafsiran; 6. gambaran secara analisis dan statistik tentang proses yang terjadi dalam alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
Bagan yang dimaksud diatas merupakan Pangkalan/Pondok yang menjadi tempat persinggahan orang-orang yang melintasi kampung-kampung diantaranya,
1. Tanjung Balai
2. Pematang Semut
3. Buluh Cina
4. Bagan Batu Central.
Berbeda dengan kata Bagan, kata Jasinombah tidak terdapat dalam KBBI, karena Jasinombah merupakan panggilan orang yang mempunyai gelar yang dinobatkan, atau termasuk bagian keturunan kerajaan Kota Pinang "Sultan Batara Sinombah" (sumber: baca disini).
Jasinombah sendiri menurut buku Sejarah Bagan Sinembah yang ditulis oleh H. ARH. Darsono (saat ini menjabat Sekcam Bagan Sinembah, 2016) merupakan tempat pondok persinggahan, tepatnya dibelakang persulukan Torekat Naksabandiyah yang dipimpin oleh H. Ibnu Kholdun, sekarang disebut kampung Salak Bagan Sinembah.
Dari informasi yang dapat dipercaya bahwa Jasinombah berasal dari Tapanuli Selatan (Tapsel). Dan pada saat daerah tersebut mulai ramai dikunjungi orang, Jasinombah tidak berada di tempat atau menghilang secara misterius yang secara positif, beliau tidak diketahui oleh orang lagi keberadaannya dan saat itu masih zaman penjajahan Belanda. Dalam hitungan lebih kurang abad ke 19 (1890) daerah tersebut bernama kepenghuluan Hulu Kubu dan penghulunya bernama penghulu Gundah dan merupakan wilayah kecamatan Kubu.
Setelah penghulu Gundah meninggal pada zaman Belanda abad ke 19 digantikan oleh adiknya bernama M. Yusuf Nasution.
Pada tahun 1938, Penghulu M. Yusuf Nasution berdampingan dengan Hasan TR (Tengku Rajo) orang tua dari H. Abdul Azis Hasibuan (mantan Penghulu Balam Sempurna), namun pada tahun 1944 (pada saat itu zaman Jepang) Penghulu M. Yusuf Nasution meninggal dunia dan kepemimpinan dilanjutkan oleh Penghulu Hasan TR sampai dengan tahun 1948 agresi ke 2 Belanda di Indonesia.
Pada tahun tersebut, diadakan lah pemilihan kepala desa dan terpilih Penghulu Tongah anak dari almarhum Penghulu Gundah pertama. Namun pada tahun 1949 penghulu Tongah meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Penghulu Abdul Kasim.
Pada tahun 1950, dilaksanakan musyawarah bersama masyarakat Bagan Sinembah mendaulat Wan Muhammad Noor menjadi kepala desa. Wan Muhammad Noor (orang tua daru Wan Muchtar Noor, Wan Bahrum Noor, Wan Ramli Noor, Wan Nur Ai'nah, Wan Nurhayati, Wan Nurbaiti). Kemudian pada tahun 1953 Penghulu Wan Muhammad Noor menyerahkan jabatan kepada masyarakat untuk ditunjuk dan dipilih kembali kepala desanya, karena beliau pindah ke Tanjung Balai Asahan dan akhirnya terjadi pemilihan kepala desa dari 4 calon antara lain:
1. Kindung
2. Atan Gejeh
3. Bidin
4. R. Indar Hasan (orang tua Zulfan Nasution).
Dan yang terpilih adalah R. Indar Hasan masa periode 1963-1969. Pada tahun 1963 kampung Hulu Kubu menjadi kampung Bagan Sinembah dan akhirnya menjadi desa/kepenghuluan Bagan Sinembah.
Tahun 1966 Penghulu R. Indar Hasan mengundurkan diri dan selanjutnya dalam mengisi kekosongan, kecamatan Kubu mengutus nama-nama sebagai pelaksana pemerintahan sementara (istilah sekarang PJS) sampai tahun 1969 antara lain : Buyung, Mahmud, Harmaen Leman dan Juned Fatah.
Pada tahun 1969 Bupati Bengkalis Zalid Haris menunjuk Wan Muhammad Noor sebagai pejabat kepala desa Bagan Sinembah.
Pada tahun 1984 presiden RI HM. Soeharto meresmikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Torgamba dan penghulu Wan Muhammad Noor diundang Manager PTPN IV Torgamba Anton Hasibuan. Ada beberapa moment penting antara Manager dengan Penghulu Wan Muhammad Noor kala itu, yaitu ada kesepakatan kerjasama supaya desa Bagan Sinembah dibuka sebagai Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) kebun kelapa sawit dengan rincian 20% PIR lokal dan 80% transmigrasi yang berasal dari pulau Jawa sesuai dengan pencanangan Presiden RI Soeharto dan pada tahun 1985 dilakukan penanaman kebun kelapa sawit tersebut.
Dan pada tahun 1987 Bagan Sinembah dimekarkan menjadi 7 desa dan menjadi perwakilan kecamatan Kubu di Bagan Batu berdasarkan keputusan Bupati Bengkalis Nomor: 151/KPTS/VII/1987 tanggal 25 Juni 1987, sebagai berikut :
1. Desa induk Bagan Sinembah kepala desanya Wan Muhammad Noor.
2. Bagan Batu kepala desanya Wan Bahrum Noor.
3. Bahtera Makmur kepala desanya H. Nurdin AR.
4. Pasir Putih, A. Marlani.
5. Balai Jaya, H. Wan Muchtar Noor.
6. Balam Sempurna, H. Abdul Azis Hasibuan.
7. Simpang Kanan, M. Yazid Hamta.
Pada tahun 1987 Bagan Sinembah menjadi kecamatan perwakilan Kubu di Bagan Batu dan Kapercam (Kepala Perwakilan Camat) :
1. Dul Salim.
2. Khairuddin Hamta (Atan).
3. Drs. Herman Tambusai.
4. Mukhtar Ilyas BA
5. Zulfikar Khahar Hamid.
6. Azrai Said.
7. Rusli Arifin.
8. Drs. Herman Tambusai.
9. Drs. H. Wan Ahmad Saiful.
Pada tanggal 26 juni 1988 penghulu Wan Muhammad Noor meninggal dunia dan peninggalannya yang masih ada yaitu Mesjid An Nuur Bagan Batu yang saat ini sudah mengalami perubahan pemugaran dan perbaikan.
Tahun 1988-1994 Bagan Sinembah banyak mengalami perubahan antara lain yaitu perekonomian. Dengan dimulainya panen perdana kelapa sawit serta kebun karet dan usaha lainnya. Sehingga masyarakat Bagan Sinembah mengalami kegembiraan dan tatapan masa depan yang cerah.
Pada tahun 1995, Bagan Sinembah resmi menjadi kecamatan definitif. Tepatnya pada hari rabu, tanggal 04 Januari 1995. Sebagai hari jadi yang pertama berdasarkan PP No. 33 Tahun 1995 yang terdiri dari 15 desa diantaranya :
1. Bagan Batu
2. Bagan Sinembah
3. Bahtera Makmur
4. Pasir Putih
5. Balai Jaya
6. Balam Sempurna
7. Simpang Kanan
8. Gelora
9. Pelita
10. Harapan Makmur
11. Salak
12. Panca Mukti
13. Kencana
14. Bagan Bakti
15. Lubuk Jawi.
Berikut nama Camat Bagan Sinembah pada saat itu hingga sekarang :
1. Drs. H. Wan Ahmad Saiful
2. Drs. H. Rusli Al Hamidi
3. Drs. Tengku Habrizal
4. H. Suyatno AMP (Bupati terpilih 2015)
5. Jasrianto S.Sos
6. A. Wahab AMP
7. Mulyadi Masri S.Sos
8. Suwandi S.Sos
9. Jasmuddin A. Rauf S.Sos
10. Hadiyono SH
11. Sakinah SSTP, Msi
12. Samsuhir S.Pd
13. H. M. Nasir S.Pd
Berdirinya kecamatan Bagan Sinembah pada tahun 1995 tersebut atas musyawarah dan mufakat serta dukungan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemerintah, pemuka semua suku-suku, etnis serta seluruh lapisan masyarakat kecamatan Bagan Sinembah yang direstui oleh pemerintah kabupaten Bengkalis dan yang ikut berperan/pelaku sejarah berdirinya kecamatan Bagan Sinembah yang menyumbangkan pemikiran lahir dan batin, diantaranya :
1. Wan Muhammad Noor (Penghulu Bagan Sinembah/pelaku sejarah)
2. H. Abdul Azis Hasibuan (Mantan Penghulu Balam Sempurna)
3. H. Wan Muchtar Noor (penghulu Balai Jaya)
4. A. Marlani (mantan Penghulu Pasir Putih)
5. H. Nurdin AR
6. Wan Bahrum Noor
7. H. Khoirul Rasyid
8. H. Ahmad Bilal (Tokoh Agama)
9. Idris (mantan sekdes Bagan Batu)
10. H. Zainal Abidin
11. KH. Samuel (Tokmas Balam Sempurna)
Kemudian pada tahun 2007 kecamatan Bagan Sinembah dicanangkan menjadi Kota Sawit oleh Camat Suwandi S.Sos atas restu Bupati Rokan Hilir (H. Annas Maamun) sawit singkatan dari :
S : Sejahtera
A : Aman
W : Wirausaha
I : Indah
T : Tertib
Dan mudah-mudahan Bagan Sinembah Bagan Sinembah kedepan menjadi soko guru perekonomian di negeri sendiri dan di negeri orang lain, terbukti dengan hasil LSI (Lembaga Survei Indonesia) bahwa kecamatan Bagan Sinembah pendapatan (Income Per Capita) nomor dua se propinsi riau sesudah kota pekanbaru itu sebagai bukti bahwa Kecamatan Bagan Sinembah Negeri yang sejahtera.
Demikian sepintas sejarah Bagan Sinembah dimasa lalu dan masa sekarang dan masa akan datang semoga bermanfaat, amin.
Sumber: Buku Sejarah Bagan Sinembah, oleh H. Arh. Darsono.
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
Comments for blogger! brought to you by INFONETMU , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
+ comments + 4 comments
Bagan sinembah kecamatan no 1 di rohil...
Tapi mengapa pembangunan di bagannbatu tidak teratur?
Jalan ring road nya terbengkala...
Sayang kali...
Pingin Sih secepat mungkin kalau Bagansinembah manjadi kota Madya supaya Kecamatan yang paling ujung dari Kab. ROHIL gak repot dari segi transportasi, materi & waktu.
Kampung ku
Laponta baganbatu
Post a Comment