Hal itu seperti diungkapkan salah satu pengusaha di Bagan Batu, Johnson kepada admin BBO ketika berbincang-bincang dengan disebuah warung, Senin (19/9) kemarin. "Daya beli masyarakat, semakin hari semakin menurun. Hal itu disebabkan beberapa faktor," ujarnya.
Pertama, dengan adanya ATM diberbagai perusahaan perkebunan, karyawan perkebunan yang sejatinya mengambil gaji harus ke ATM di Bank yang ada di Bagan Batu, otomatis hanya di lokasi perkebunan saja. "Sementara, penyokong ekonomi di Bagan Batu, ya dari sektor perkebunan itu sendiri, bahkan dari perkebunan BUMN yang masuk dalam wilayah Sumatera Utara," jelas pria yang akrab disapa Ai tersebut.
Kedua, lanjutnya lagi, perkebunan plasma seperti Paket A hingga Paket M, usia pohon kelapa sawit sejak beberapa tahun belakangan sudah mengalami penurunan produksi. "Seharusnya sudah direplanting kembali. Karena belum juga diremajakan, otomatis hasil produksinya menurun, dan hal itu juga mempengaruhi perputaran ekonomi, di Bagan Batu," ujarnya.
Selain kedua hal yang disebutkan diatas, sambungnya, ada faktor lain yang menyebabkan merosotnya ekonomi di Bagan Batu. Yakni dari sektor perkreditan, tentunya masyarakat lebih mendahulukan membayar kredit ketimbang membeli barang.
"Sekarang kan sedang ngetrend, kredit barang, baik itu elektronik, maupun kendaraan roda dua, menggunakan sistem jemput bola. Begitu juga metode pembayarannya," pungkas Ai yang juga owner salah satu Radio di Bagan Batu.
Tentunya, selain faktor yang disebutkan diatas, kebijakan pemerintah pusat maupun daerah juga mempengaruhi perputaran ekonomi di daerah. "Tidak terkecuali, ya di Bagan Batu ini," pungkas Jhonson mengakhiri.
***/Ngademin BBO (foto: Lamhot Sitorus)
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
Post a Comment