"Mungkin pada saat itu, karena saya sendiri yang pakai Blangkon di situ (baca, candi Borobudur), ya sekalian juga saya minta foto bersama dari kamera HP saya," jelas pak Tejo ketika berbincang dengan admin BBO bersama rekan-rekan Pers lainya, Jumat (16/9) kemarin di kediamannya.
Meskipun bersuku Jawa, Pak Tejo termasuk kelahiran dan dibesarkan Sumatera. Tentunya hal itu menjadi kesan tersendiri ketika berada di Boyolali-Solo. Terutama soal makanan, yang mana hampir rerata makanan di sana manis-manis. Sehingga ia pun tidak selera untuk menyantap makanan, akibatnya, pak Tejo sempat masuk angin karena tidak makan-makan. "Ya, gimana lagi. Lihat sambal cabe merah, begitu dimakan, ya ampun, manis tenan," kata pak Tejo.
Lain lagi, ketika ia berdialog menggunakan bahasa Jawa ala Sumatera dengan salah satu pedagang ketika main ke pasar. Namun malah dijawab dengan bahasa Nasional (Indonesia). Ia pun heran, dan menanyakan "kenapa tidak dijawab dengan bahasa jawa juga.?", ibu-ibu pedagang yang ia maksud pun menjawab "kalau nanti saya jawab menggunakan bahasa jawa seperti bapak (jawa kasar), nanti saya disalahkan sama teman-teman saya pak, masa sama tamu bicaranya kasar, lah kalau saya gunakan bahasa jawa halus, malah bapak yang tidak ngerti," jelas ibu pedagang itu ditirukan pak Tejo.
Pasca Munas Apdesi, di Riau Akan Segera Musda
Pasca Musyawarah Nasional (Munas) Apdesi di kabupaten Boyolali beberapa waktu yang lalu, Apdesi Riau akan segera menggelar Musda dalam waktu dekat ini.
"Saat ini kami tinggal menunggu SK pembentukan dari pusat, kalau sudah dikeluarkan, insya Allah dalam waktu dekat ini akan digelar Musda Apdesi Riau," tutur pak Tejo menjelaskan.
Dalam Munas tersebut, secara aklamasi terpilih ketua umum Apdesi, Sindawa Tarang asal Sulawesi. Yang mana, pak Tejo yang mewakili Riau, juga telah menyatakan sikap mendukung Sindawa Tarang.
Untuk itu, ia mengimbau kepada kepala desa lainnya agar bergabung ke Forum Apdesi yang rencananya akan menggelar Musda. Selain banyak manfaatnya, dengan bergabungnya datuk penghulu atawa kepala desa di Apdesi, sesuai visi misinya, persoalan terkait Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa bisa dibahas dalam forum Apdesi.
"Seperti pemerataan pembangunan, misalnya desa A Dana Desanya sudah cair, desa B belum. Melalui Apdesi tentunya bisa mendorong pemerintah pusat untuk pemerataan dana desa tersebut," jelasnya semakin serius.
Selain itu, dalam konteks permasalahan hukum yang menjerat kepala desa terkait penggunaan dana desa, Apdesi juga akan memberi advokasi dan perlindungan hukum. "Tentunya memberi edukasi terlebih dahulu tentang pengelolaan dana desa," terangnya.
Dia berharap, dengan digelarnya Musda nanti, seluruh kepala desa dapat bergabung dalam Asosiasi ini. "Sangat banyak manfaatnya, terkhusus dalam hal membangun desa, untuk itu saya minta seluruh kepala desa se Riau nantinya dapat mensukseskan Musda Apdesi ini," pungkasnya
Ngobrol pun semakin ngalor ngidul, tapi masih seputaran tentang Desa. Salah satunya, terkait isu yang sedang Hot pasca Pemilihan Penghulu (Pilpeng) serentak di kabupaten Rokan Hilir ini. Seperti di PTUN-kannya Panitia Pemilihan oleh salah satu calon Penghulu, hingga masalah-masalah "thetek" bengek lainya.
Ditulis oleh : Iloeng
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
Post a Comment